Bagiku Bahasa Universal itu adalah
Cinta
- annline -
Musik menjadi bahasa
universal juga bagiku, aku rasa ia juga adalah merupakan bahasa universal pula
bagi sebagian besar orang, musik mungkin akan lebih mudah untuk dipahami juga
menarik, tidak pernah membosankan, selalu penuh dengan kejutan – kejutan baru.
Meskipun dikonsumsi dalam berbagai bahasa, pesannya hampir selalu dapat
tersampaikan, cepat atau pun lambat, walau akan terdengar dalam bahasa yang
bukan bahasa ibu bagi kita, tetap saja kita akan dapat mengerti dan meresapinya
pada akhirnya. begitu juga dengan cinta.
Dan Bahasa
Universal yang paling banyak melingkupi duniaku, hari – hariku, adalah cinta.
Ya, Cinta. Terdengar
‘klise’ bukan? tapi memang itu lah yang aku rasa ada dalam hidupku selain dari
musik dan passions kita terhadap
sesuatu hal, serta beberapa hal lain
yang sedikit banyak akan aku sampaikan.
Adalah ayahku,
sosok laki – laki pertama dalam hidupku. Cinta pertamaku yang sesungguhnya
selain cinta – cinta yang berikutnya. Dari beliaulah aku diajarinya Bahasa
Universal itu.
Melalui
ketulusan, keikhlasan juga kesabarannya.
Stereotip
bahwa laki – laki itu tidak boleh memiliki sifat – sifat yang terkadang juga
rentan dan rapuh terbantahkan oleh sikap dan kepribadian beliau. Namun bukan
berarti pula dengan begitu beliau adalah sosok yang lemah, justru sebaliknya.
Anak – anak, termasuk aku akan mengenal dan mempelajari Bahasa Universal itu dari kedua orangtua. Keluarga adalah madrasah pertama untuk mengetahui lebih banyak dan lebih jauh tentang Bahasa Universal.
Ibuku juga mengajarkanku Bahasa Universal yang bernama Cinta, melalui gaya dan caranya sendiri. Yang menbentuk serta membantu harus tetap kokoh dalam menghadapi apapun.
Bahasa
Universal yang aku pelajari dari mereka berdua kemudian menjadi bekal untukku. Bekal
yang sangat berguna sekali untukku kemudian di masa depan. Saat aku harus
menyalurkan energi untuk pribadi – pribadi polos, lugu dan masih murni itu. Mereka
yang berada direntang usia emas, di bawah tiga tahun hingga tujuh tahun.
Kemurnian dan keaslian yang masih mereka miliki akan memudahkan mereka
mendeteksi Bahasa Universal bernama cinta itu, benar adanya atau tidak.
Bahasa
Universal andalan saat aku mengajar dan menjadi guru adalah Cinta. Cinta
menjadi salah satu Bahasa Universal yang penting untukku selain Bahasa
Universal yang lainnya. Aku mengaktifkan Bahasa Universal itu, membuat mereka
mengenali dan merasakannya. Sebisa mungkin Bahasa Universalku selalu bersamaku
saat aku menyayangi dan mencintai anak – anak itu sepenuh hatiku. Anak – anak orang
lain. Anak – anak yang terlahir bukan dari rahimku sendiri, tapi begitu aku
cintai seperti anakku sendiri.
Berkat cinta
pula, aku belajar bagaimana melepaskan dan mengikhlaskan mereka yang sudah aku
sayang dan cinta dari hari demi hari, minggu demi minggu, tahun demi tahun,
hingga akhir tahun pun tiba, satu tahun ajaran berakhir, dan itu artinya ‘melepaskan’
mereka. Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap. Aku harus selalu mau
dan siap melepaskan mereka. Semua itu memang sudah waktunya. Mereka hanya akan
menjadi ‘anak – anakku’ selama satu tahun saja. Aku kemudian akan mendapatkan
anak baru lagi, kemudian melepaskan kembali, begitu seterusnya. Setiap Tahun.
Selama Belasan Tahun.
Bahasa Universal itu bertebaran dimana - mana..
Menurutku Bahasa Universal itu ada di dekat kita, di sekitar kita. Bertebaran begitu saja dimana saja. Perlu ditangkap dan hanya perlu dicermati dan dikenali lebih dekat lagi.
Selain Cinta, bagiku ada lagi Bahasa Universal yang lainnya...
Memang apa sih sebenarnya Bahasa Universal itu? kok ada lagi hehehe...Bahasa Universal menurutku adalah sebuah bahasa yang kita dan orang - orang terdekat kita bisa kenali tanpa kita harus saling mengatakannya secara verbal. Melalui Bahasa Universal, kita bisa sama - sama saling memahami satu sama lain.
Bahasa Universal bahkan dapat menembus lintas batas umur, suku, bangsa. Tidak memandang kita siapa, dari mana kita berasal, silsilah keturunan, asal usul sejarah latar belakang, pun status sosial, status ekonomi, keyakinan, kewarganegaraan, hingga preferensi. Bahasa Universal sama sekali tidak memandang itu semua.
Sekali lagi ada begitu banyak Bahasa Universal itu menurutku bila kita mau melihatnya lebih dekat lagi. Aku akan mencoba menyampaikannya beberapa. Namun, ada sebuah Bahasa Universal lain setelah cinta yang aku tertarik untuk mengupasnya, karena aku sangat tertarik dengan hal itu, bahkan pernah dan suka melakukan pengamatan dan penelitian pribadi sedehana secara kecil - kecilan.tentang hal itu, ia adalah tentang mata - tatapan mata lebih tepatnya.
Pepatah lama bilang, mata adalah jendela hati. Melalui mata kita dapat menyelami jiwa juga hati manusia. Dan aku rasa itu memang ada benarnya juga.
Berikut adalah arti dari Bahasa Universal dari sebuah tatapan mata yang berhasil aku ketahui dan amati:
^ Menatap tak berkedip, menandakan kekaguman yang cukup mendalam pada seseorang.
^ Mata Melotot, menandakan kaget juga emosi negatif seperti marah.
^ Tatapan penuh kasih sayang, menandakan rasa suka dan cinta.
^ Tatapan penuh kebencian, menandakan rasa tidak suka dan beberapa emosi negatif.
^ Mata yang berkaca - kaca. menandakan keharuan dan kesedihan.
^ Mata yang dipenuhi airmata, menandakan kesedihan.
^ Mata yang berbinar, , menandakan ketertarikan dan rasa senang.
Mata Berbicara...
Mata berbicara melalui tatapannya hingga kedipannya.
Begitu pula dengan Ekspresi wajah, seperti: tersenyum, cemberut maupun memberengut, menganga, adalah Bahasa Universal. Tak terdengar tapi bisa dilihat dan dirasakan energi serta auranya.
Gestur Tubuh, seperti: menunjuk, melambaikan tangan, juga adalah Bahasa Universal. dan melalui Bahasa Universal tersebut, kita akan mendapatkan manfaatnya saat kita sedang di luar negeri dan kita terkendala dengan bahasa asing alias tidak lancar berbahasa asing di negeri orang.
Sentuhan, selain dapat menunjukkan kasih sayang karena merupakan salah satu dari lima bahasa cinta, juga memiliki arti sebagai keramahan, ajakan, kedekatan atau intim hingga tanda bahaya.
Penampilan, ternyata juga dapat memberi arti, orang dapat menilai kepribadian seseorang melalui apa yang dikenakan, kesan pertama. apakah ia adalah orang yang tertutup, sopan, terkendali, ataukah sebaliknya.
Selain itu, ada pula Bahasa Universal yang hampir dikenal oleh semua umat manusia di seluruh dunia ini adalah, sebuah kata, sebuah panggilan kehormatan yang tidak lagi butuh diterjemahkan ke dalam bahasa ibu manapun di belahan bumi ini, karena semua orang otomatis sudah langsung paham dan mengerti. Kata panggilan yang ajaib itu adalah 'Mama'. Mama adalah Bahasa Universal yang paling terkenal di dunia ini.
Dan yang terakhir dariku tentang Bahasa Universal yang berlaku untuk bayi, hanya bayi yang bisa mengerti, juga dengan sang ibu bila sang ibu mau mempelajarinya lebih lanjut. Aku mengetahui tentang Bahasa Universal bayi bukan dari pengalaman atau penelitian pribadi, namun hasil penelitian dari perempuan yang bernama Priscilla Dunstan, yang meneliti tentang suara dari bayi - bayi. Bahasa Universal bayi yang ditemukan itu antara lain, "NEH" yang mengartikan bahwa bayi lapar. "OWH" yang berarti bayi mengantuk. "HEH" yang menandakan bahwa bayi merasa tidak nyaman. "EAIR", yang artinya perut terasa kembung. Dan, "EH", yang menandakan bahwa bayi sendawa. Untuk teman - teman yang mungkin membaca tulisan aku ini dan sudah memiliki bayi apakah Bahasa Universal bagi bayi itu memang benar? berhubung aku belum pernah punya bayi jadi mencoba mempelajari dan bertanya dulu hehehe..semoga suatu hari aku bisa punya bayi juga, kalau bisa enam dan campuran juga tidak mengapa hehehe...
Selamat menyelami juga menikmati Bahasa Universal dari mana saja dan kapan saja.
@kubbu_bpj @annline
#KUBBU30HMC #kubbunetwork #writingchallenge
#day9 #bahasauniversal #30harimenuliscerita
0 Komentar