Sang Oportunis

 Sang Oportunis

Annline



Cerita masa laluku bersamamu. Tidak pernah kuduga. Sungguh tidak pernah disangka - sangka, bahkan mungkin oleh dirimu juga. Aku dan kamu yang kemudian menjadi kita. Masih saja sulit kupercayai hingga kemudian datanglah saat kepergianmu yang entah hingga kapankah itu...



Ilusi

        Bertemu denganmu mungkin adalah sebuah anugerah. Sepertinya aku masih saja perlu meyakini itu hingga kini. 

            Ya, goyangnya, goyahnya, riaknya lalu terasa begitu nyata. ini nyata. Ini memang nyata dan benar - benar pernah ada.

            Namun, kemudian sebuah tanya atas apa yang menjelma setelah sekian purnama, menarik fikirnya untuk kembali mundur sejenak.


***

         Kamu yang pada awal mulanya menemukanku terlebih dahulu. Entah disengaja atau tidak disengaja. Entah serius atau hanya  main - main belaka. Beritikad baikkah atau ingin mempermainkan saja. Satu hal, yang aku dan kamu tahu pada awalnya adalah niat kita yang sama - sama lurus, kita sama - sama ingin berteman saja dan belajar banyak hal. Murni. Hanya itu saja, bukan? ingatkah kamu..meski, kamu pernah pula berkata, kita tidak pernah akan tahu apa yang akan kita hadapi, alami juga temui di sepanjang perjalanan yang akan kita tempuh nantinya.

            Melihatmu untuk pertama kalinya disana, rasanya seperti sebuah kejutan. Sebuah hadiah. Adakah aku mendapat salah kirim jackpot?hahaha..kecut sekali rasa tawaku kala itu. Kok kamu bisa nyasar atau terdampar diberandaku sih..heran hehehe...karena itu rasanya seperti bercanda dengan angin. Tapi, aku lalu menatap wajah tanpa senyum itu. Raut wajah dan gayamu mengirimkan beberapa sinyal yang saling bertolak belakang. Kamu hendak membuka namun juga masih bermaksud menutupnya erat - erat. 'Hei, kamu nampak serius sekali dibalik pakaian berwarna terang menyala itu, berupaya terlihat hangat bergairah layaknya api, namun meskipun demikian..lihat! kamu mensedekapkan kedua tanganmu erat - erat ke dadamu.' Kamu terlihat kaku dan tegang. Aku kembali menatap rupamu sebelum memutuskan untuk menyapamu, 'Hei, kenapa kamu terlihat begitu serius? Tak nampak ada senyum di wajahmu meski hanya sedikit saja.  


         Lalu, kita mulai berbincang, seperti layaknya teman lama - teman akrab padahal kita belum bertemu sebelumnya apalagi saling mengenal. Dalam seketika kita menjadi teman seseruan.

            Aku yang menyapamu terlebih dahulu. Takjub! kamu mau menimpali dan berbincang denganku setelahnya. Kamu meyakinkanku ketika aku meragukannya, dan berkata, "Mengapa tidak? aku melihat dan juga merasa sepertinya kamu orang yang baik dan juga menarik untukku."

          Kita pun menjadi saling terhubung satu sama lain. Dang, aku heran..sumpah, aku belum pernah bertemu orang yang seasyik dan senyambung ini ngobrolnya, saking sehatinya sampai serasa ngobrol sama kembaran tapi berbeda jenis kelamin saja, amazing! bisa seseru dan senyambung itu!! heran, bener - bener heran, hei kamu...kamu kok orangnya bisa asyik banget ya diajak ngobrol?

           Mungkin karena pada dasarnya kita berdua yang sama - sama rame dan suka ngobrol pikirku. Kita berdua sama - sama ekstrovert. Kenapa rasanya aku seperti melihat kembaranku? apakah kamu juga begitu, hei kamu? atau apakah itu karena kamu yang mungkin sudah terbiasa pula dengan 'banyak' yang lainnya, sehingga sudah terlatih?


            Kamu hadir disaat taman sedang kering kerontang. Bunga - bunga melayu, rerumputan menyoklat. Kehadiranmu membuat kehidupan di taman mulai tumbuh dan berwarna lagi. 

          Aku selalu menantikan balasan surat darimu, yang biasanya kuterima sekitar dua sampai tiga hari sejak kubalas suratmu. Membaca tulisan darimu dapat membuat aku tersenyum, tertawa bahkan juga menangis.

            Aku menantikanmu selalu. Setiap hari. Kamu tahu itu, dan kamu pun juga begitu. Kita saling menanti dan menunggu kabar masing - masing. Aku pun hampir selalu membayangkan apa perbincangan selanjutnya denganmu, balasan apa yang akan aku dan kamu berikan untuk satu sama lain. Aku selalu memikirkan cerita dan obrolan untukmu di dalam benakku. Aku melakukannya saat melakukan perjalanan, saat dibonceng sepeda motor aku merenungkannya, aku melamunkan obrolan yang akan kita lakukan belasan atau puluhan jam lagi. Lalu, aku memandang ke langit dan tersenyum, kemudian memejamkan mata membayangkan kamu yang ada di belahan bumi yang berseberangan denganku sedang memandang langit pula. Mungkin langit disana masih gelap dan mungkin kamu disana masih terlelap, sedangkan langitku disini sudah terang dan aku sudah sedang melakukan aktivitasku. 


***

Memasuki hitungan bulan...

            Lama - lama, perlahan - lahan, 'spark'  rasa pertemanan diantara kita mulai memudar. Kamu sudah mulai punya banyak alasan, ini dan itu, untuk mengingkari janji. Kamu sudah mulai tidak seru. Kamu sudah mulai sering bilang sibuk. Dan bagiku kata 'sibuk' itu hanyalah sebuah omong kosong, alasan yang tidak penting dan dibuat -buat. Banyak janji - janji yang diabaikan. Kamu seperti sudah tidak fokus lagi, juga tidak lagi mendengarkan serta merespon sepenuhnya, hanya sekena dan seasalnya saja. Kamu sudah tidak lagi seperti kamu yang dulu aku kenal. Aku mulai merasa kehilangan kamu perlahan namun pasti. 

           Dengan kebaikan, kesabaran juga pikiran positif, aku malah selalu saja mau mengerti dan menerima kamu, tapi sepertinya kamu malah tambah ngelunjak, tidak tahu diri juga tidak tahu diuntung. Bodohkah aku? mungkin saja..tapi belum sadar...


Lalu..pergilah kamu ke negerinya Oshin, untuk mewakili negaramu. Negara yang kita berdua impikan. Dan kamu memang beruntung dan berotak encer, jalanmu kesana sungguh mulus dan mengagumkan. Kunjungan pertama untukmu di tahun itu. Cukup lama sekali kamu ada disana. KIta sempat terhubung kembali, tapi semakin jarang dan terasa jauh. 

        Sesuatu tertutup dengan cukup rapat dan rapi.

Kamu terlihat berbeda saat disana, banyak pula dikelilingi lawan jenis, yang kamu akui sebagai teman. Banyak sekali juga dekat sekali. Di dua negara dengan jumlah lebih dari jumlah jari tangan ditambah jari kaki, kamu temui dan dekati mereka semua. 

Kita masih terhubung. Kamu tidak mau melepaskan aku. Aku yang mau terlepas dari kamu, tapi kamu malah marah tidak jelas. Aneh, seaneh dan sebanyak foto - foto yang kamu kirim ke aku. Foto yang seharusnya menjadi bukti dan aku simpan semuanya. Karena kemudian kamu menghapus semuanya hingga tiada berjejak. Tak mengapa, beberapa yang penting dari sana akan tetap bercokol dalam ingatanku.

        Kamu terbuai bahagia disana, mereguk segala kenikmatan sesaat itu, kamu meraih dan mendapatkan semua yang kamu mau disana, kamu rasakan dan kendalikan sesukamu..

        Hingga dua belas bulan kemudian...

     Kamu semakin tidak dapat direngkuh. Tidak melekat. Beberapa kali memberikan alamat yang tidak valid untuk berkirim surat pun untuk terhubung melalui aplikasi yang lain.

            Kamu semakin asyik sendiri. Lupa diri. Bersenang - senang. Melakukan hal yang disenangi sebebas - bebasnya. Mengabaikan segalanya.

          Dan di titik ini dia pun benar - benar hilang. Pergi ke antah berantah. Seperti tidak mau menemui dan ditemui.


           Dan aku masih saja setia padamu, memang tipis sekali perbedaan setia dengan bodoh. Masih saja aku menganggap dia itu baik dan seru. Tetap sama. Masih saja membayangkan percakapan dengannya di benak. Masih saja mengharapakan balasan surat darinya.

            Sayang semua itu hanya semu dan fatamorgana saja. Dia sudah kerasuk. Dia sudah mulai menunjukkan warna aslinya. Tapi kamu masih saja abai. Kamu masih saja memejamkan mata membayangkan percakapan dengannya juga balasan surat darinya. HIngga tiba - tiba JUEDARRRRRRRRR... hantaman keras dari sebuah mobil minibus berukuran sedang mementalkan dirimu setelah menubruk tanpa ampun tubuh bagian kananmu, mulai dari bahu, punggung, pinggang, paha hingga kaki.

            Tabrakan tak berperikemanusiaan itu membangunkanmu, membuat matamu tidak lagi terpejam, setelah sepersekian detik sebelumnya kamu sempat tak sadarkan diri. Hasil dari keteledoran insan tak bertanggungjawab itu membuat tulang di telapak tangan kananmu patah parah.

            Luar biasa kesakitan itu, pengorbanan itu hingga kemudian ketidakadilan.

Dia dimanakah?

             Entahlah, mungkin masih saja bersenang - senang disana...

Terputus. Dia mencoba menghilang. Lalu dia datang lagi, namun hanya sesaat saja. Dia hilang, hilang dan hilang. Dia datang, lalu hilang dan hilang lagi. Dia datang dan aku sapa. Mencoba terhubung kembali di ruang yang berbeda, sempat gagal. Namun, kemudian dapat berhasil pula entah karena apa. Tidak tahu motif dia apa kemudian, hanya menganggap teman dan hanya mau berteman saja sang perempuannya.


***

Di ruang yang baru mereka kembali bertemu...

            Segala sesuatunya dimulai dari awal lagi. Lebih segar dan seru. Merasa lebih dekat dan terhubung disini. Merasa nyaman satu sama lain seolah tak kan terpisahkan. Canda tanda serta godaan usil sesekali mewarnai mereka.

Mulai ada sesuatu yang berbeda lagi...

            Kali ini berbeda, rasanya lebih halus, nyaris tak terdeteksi. Biasa saja, datar namun mengalir dan tidak ada sesuatu yang dirasa istimewa. Standart.

Akan tetapi...

            Setiap hari dia jadi selalu menyapa

            Selalu hadir tanpa diminta absen

          Seperti kembali seperti dulu lagi, namun lebih perhatian dengan kondisi yang sedang dialami oleh teman biasanya

            Jadi penasaranan banget sama cerita teman biasanya.

            Selalu saja ingin tahu, tertarik pada banyak hal juga sering bertanya

            Mau diajak bercanda, malah dia juga yang lebih bisa usil atau ngerjain, mau bermain permainan cepat tangkas sampai tebak - tebakan.

          Selalu muncul setiap hari dengan salam pagi, tidak ketinggalan pula dengan salam malamnya saat ia hendak memejamkan mata.

          Selalu menanyakan kabar setelah ucapan salamnya dijawab, disusul dengan rasa ingin tahunya akan keseharian lawan bicaranya, bagaimana perasaannya dan apa yang dilakukan atau dilalui

     Dia pun sellau memberikan update dirinya sendiri tanpa diminta. akan memberitahu dan menderitakan apa yang akan dilakukan dan apa yang sedang terjadi di dlam hidupnya. Ternyata ini adalah saat - saat keberangkatan dia lagi menuju negerinya Oshin untuk kedua kalinya, kali ini untuk magang. MoMok menyeramkan sebenrnya masih membayang di pelupuk, mengingat masa awal keberangkatan serta kepulangan dia dari negeri sakura dia jadi berubah drastis.

            Mulai banyak hal yang dia beritahu dan ceritakan

          Dia menceritakan aktivitasnya di tempat kelahirannya, mengirim gambar juga video. Pernah suatu ketika dia bercerita tentang keindahan langit malam karena adanya sebuah fenomena yang terjadi di tempatnya, dengan tidak lupa ia sertakan gambar plus videonya.

         Tetap dan terus terhubung hingga kemudian ia berada dan tinggal di kotanya Takuya Kimura untuk enam bulan ke depan.

       Semakin dekat saja setiap harinya, tidak pernah lepas. Ada apakah ini? apakah dia kesepian atau bagaimana?

         Selalu siaga memberikan pundaknya saat airmata itu tumpah tak tertahankan

     Memberikan saran dan solusi, mencoba memberikan bantuan juga kerap dilakukannya.

          Puluhan hingga ratusan hasil karya jepretan dia kirimkan nyaris tanpa absen, berbagai even dan momen juga ia berikan selalu, mungkin supaya aku bisa ikut merasakan pula keceriaan dan kebahagiaan di hari - harinya.

Kelakuan dia yang cukup ajaib buatku dan membuat aku jadi bertanya - bertanya...mengapa begini dan mengapa begitu, apa maksud dan artinyakah ini..di beberapa kesempatan, ia menangkap peluang..ia menawarkan dirinya, juga mulai 'mengupas' diri sedikit, mencoba menunjukkan warna aslinya...


***

Hingga Kemudian...

             Sesuatu itu pun akhirnya tidak bisa terbendung lagi. Terungkap.

           Hei kamu, aku kaget, shock tidak percaya..bercandakah kamu...apa maksud kamu kah sebenarnya...

       Tapi, sama seperti dirimu aku pun bahagia. Terimakasih. Aku jadi pernah merasakan itu semua.   

            Terimakasih sudah pernah mau dan hampir memberikan harapan indah itu. Kamu tahu, itu selama ini hanyalah sebuah mimpi bagiku. Aku juga belum pernah merasakan yang itu. Kamu sungguh adalah pahlawanku yang nyata bila mau dan dapat mewujudkan semua kata - kata indahmu itu. Kata - kata terindah yang meluncur dari bibirmu. Adakah semuanya itu benar, nyata dan tulus? Ataukah kamu hanya bermaksud memanfaatkan peluang dan kesempatan hanya untuk kepentingan pribadimu saja?

          Sama pula sepertimu, aku juga ingin hal itu dapat mewujud untuk kita berdua. Ingin sekali ku berkata, "Mari sayangku........"

                Dekat, melekat, manja. Sesekali 'ngambek' dan bertingkah seperti bocah, bayi gede..hingga kemudian tanya pun mengudara, kita ini apa dan siapa?

              Kamu menjawab, menjelaskan, meyakinkan. Lalu, hanya ada tentang kita. KIta ingin kita. KIta ciptakan ruang bagi kita berdua saja.

Lalu badai menerpa...

         Haluan perlahan mulai memutar arahnya. Sekali dua kali ia hadir, dan mungkin saja sengaja dihadirkan secara sengaja oleh dirimu sendiri. Lagi - lagi hanya aku yang mencoba menghadapinya dengan usaha, pengertian juga kepercayaan.

                Dua, tiga kali atau mungkin lebih dia mulai bertingkah..

                Intuisi itu terasa makin kuat, mungkin memang sudah sampai disini saja

                Dan itu memang benar adanya

                Tidak ada lagi ucapan dan kebiasaan - kebiasaan itu

                Tidak ada lagi yang berusaha

                Aku tidak

                Pun dia

Hei kamu,

        Bila dan bila memang bila itu akan ada kembali untuk kita, bila mungkinkita akan terhubung lagi atau mungkin kita akan bertemu langsung dan saling mengunjungi, ada sesuatu yang ingin aku beritahu mengapa aku memilih jalanku, meski aku pun tahu bisa jadi kamu telah mengetahuinya pula...

Aku melakukan ini, memilih ini, untuk diriku sendiri. Aku harus menjaga dan melindungi hati, perasaan juga jiwaku sendiri dari kehancuran dan rasa sakit tiada tara. Kamu tahu kan betapa sakitnya aku...sakit dan hancur sekali diri ini saat kamu begitu..orang yang aku anggap baik, aku percayai dan andalkan..betapa kecewanya aku..aku tahu, kamu pun pasti tahu itu dengan baik sekali...

Aku melakukan ini karena aku sayang pada diriku sendiri, aku harus sayang pula sepenuhnya pada diriku ini...jika bukan aku yang menyayangi aku, siapa  lagikah yang dapat mengerti juga tulus?

Kamu itu kuat, hebat, kamu segalanya...kamu juga beruntung, nasibmu pun jauh lebih baik dariku, sedangkan aku? siapa yang mau dan akan mengasihani, menolong juga melindungi aku kalau bukan diriku sendiri?

Silahkan kamu mau bagaimana, itu terserah kamu..kamu yang paling tahu apa yang terbaik buat dirimu, kamu juga dianugerahi otak yang cerdas juga jenius. kamu bisa memilih dan memutuskan. Kamu tahu, aku adalah orang yang selalu percaya juga tidak pernah meragukanmu...

Kamu perlu tahu, bahwa aku tidak akan membiarkan diriku disakiti dan dihancurkan juga dikecewakan lagi, aku pun tidak mau serta tidak sudi memohon padamu untuk memilih atau mencintaiku. Kamu bebas. Bila memang benar, kamu itu untuk aku, kamu itu jodohku serta kamu benar - benar cinta padaku, maka kamu akan kembali lagi, aku percaya dan yakin kamu akan datang dan tinggal denganku selamanya. 

Dan perihal sakit hati, kekecewaan, kejahatan, kehancuran, kecurangan, kekurangajaran yang telah kamu lakukan padaku, aku tidak mau dan tidak perlu susah payah untuk membalasnya, atau berharap pun mendo'akan hal yang terburuk menimpamu, hal yang sama yang seperti kamu berikan padaku. Tidak, aku sama sekali tidak mau itu, malah sebaliknya aku berharap kamu bahgia, sehat dan kuat sellau disana, aku akan turut berbahagia sekali bila kamu pun bahagia...

Aku memaafkanmu dan aku pun terus mencoba mengikhlaskanmu, aku harus tenang, aku butuh damai. Aku punya Sang Maha Cinta yang akan selalu mau mencintai dan melindungi aku dimanapun dan kapanpun, jadi aku tidak usah khawatir sama sekali. Aku hanya akan menyerahkan segalanya pun perkara membalas atau apa aku tidak terlalu ambil pusing, sudah ada Dia yang mengatur segalanya dan aku sangat percaya itu...

Dan setahuku kamu adalah orang yang mengetahui dan percaya pada karma, kamu pernah bilang..ingat karma! karena karma itu akan selalu ada. Hukum alam tabur - tuai juga ada, dan sekali lagi aku begitu mengenal dirimu yang teramat paham sekali dengan hal itu. 

Jadi, ya sudah..jika kamu setuju, mari kita berdamai dengan kondisi kita saat ini. Aku tidak suka drama, aku bukan ratu drama. Aku tidak suka ribut berantem, marah - marah lalu nangis nggak jelas. Setelah apa dan semua yang telah kulalui bersamamu hingga saat ini, aku memilih untuk diam. Membungkam mulutku. Menutupnya rapat - rapat.

Yang aku butuhkan saat ini adalah bahagia, menyembuhkan diriku dari kesakitan dan kehancuran, aku rasa itu adalah hal yang paling aku inginkan dan butuhkan. Be happy - calm, ketenangan hati jiwa dan raga.

Aku perlu fokus dan membahagiakan aku..aku...karena toh lagipula juga kamu itu tidak perlu dikhawatirkan sama sekali, bukan? berkali - kali kuketahui dan juga kukatakan, bahwa kamu itu kuat. Kamu lebih kuat dan perkasa dariku. Dan juga, belum tentu kamu itu butuh aku juga, atau masih mau denganku..Apakah aku benar atau salah? Apakah pula kamu mau menjawabnya atau apatis?


@kubbu_bpj  @annline

#KUBBU30HMC        #writingchallenge            #day18

#tantanganmenulis             #30harimenuliscerita            #ceritahariini

Posting Komentar

0 Komentar