Suara Jiwa

Suara Jiwa

Annline



            La la la la la la la oohhhh..dulu kereta sekarang bendi, dulu cinta sekarang benci....

           La la la la la la la la ohhhhhh...karena sudah, karena sudah ada yang punya........

     Cikini hei, di Gondangdia hei hei...badan begini, karena diaaaaa....alangkah kasihannya.... 

                        Dum tu dum tu dum tu  dum  laiiiiii

                        Lai lai lai lai lai lai lai...

                                    Pong si gule gule pong si gule pong si gule si gule gule pong......


.        Rasanya jadi pengen nyanyi juga nggak sih kalau denger penggalan sepotong - sepotong lirik lagu seperti di atas? Kalau aku, iya hehehe...dan rasaya jadi pengen kembali sejenak ke masa itu, masa dimana musik dan menyanyi benar - benar menjadi hiburan sekaligus terapi bahagia untukku.

          Namun, kalau ditanya apa musik favoritmu? hmmm, tunggu dulu (dahi tiba - tiba menjadi sedikit berkerut hehe), karena sebetulnya belum tahu apa kira - kira ya yang jadi musik favoritku. 

             Apa mungkin karena musik itu adalah bahasa universal, jadi cakupannya menjadi begitu luas yaaa...dan lagi - lagi aku masih perlu memutar otak terlebih dahulu untuk mengetahui apa musik favoritku? perlu waktu meski sedikit saja hehehe...

                Padahal, sudah sejak kecil aku dikenalkan dengan musik. Musik yang sangat aku ingat dan masih membekas sampai sekarang adalah musik tradisional Jawa, Campur Sari, karena musik itulah yang selalu diputar oleh eyangku selama beliau masih hidup dan aku tinggal di Yogyakarta. Lagi dan lagi. Menjadi suguhan masa kecil selain Bahasa Jawa. Musik Campur Sari mewarnai perjalanan waktu kecil saat liburan maupun lebaran, karena destinasi kunjungan ya hanya ke Yogyakarta saja sebagian besarnya. Jakarta - Yogyakarta PP. Yogya - Jakarta, Jakarta - Yogya, always back to Yogya again and again at that times if holidays come! no matter what! Tapi mungkin karena hal itu juga akhirnya, musik Jawa itu jadi melekat juga di ingatanku. Lama - lama aku jadi suka. Tidak lupa dan yang terpenting adalah musik itu terasa familiar atau tidak asing jadinya bagiku sampai kapan pun, mungkin itulah salah satu tujuan yang diinginkan juga oleh eyangku, tetap ingat dan tidak lupa akar budaya. Karena secara dari tampang dan logat aku ini sudah banyak terasimilasi, banyak yang tidak menyangka aku orang Yogya, disangkanya malah campuran Cina - Betawi (ini karena logat kagakku...hahaha), padahal ada darah Jawa yang mengalir di tubuhku.


Back to music...

          Beranjak remaja, cukup banyak juga musik - musik yang aku sukai dari berbagai genre, terutama saat aku di SMU pun saat kuliah dari musik pop sampai musik rock (sampai disukain penyanyi rock juga pernah, eh ini sih beda cerita heheh..), tapi lagi - lagi dong...still can't find which one that i loved the most. Saking randomnya pula, aku jadi suka berbagai genre, seperti Green Day (ini aku suka sekali sebetulnya, bikin aku semangat, judul dan liriknya yang bikin paling berkesan dan aku rasa pas buatku tuh yang 'minority'). Aku juga suka dan cukup menikmati musik MLTR, Guns n Roses, sampai Scorpions. Cadas! Aku bahkan oke - oke saja, asyik - asyik saja juga sama musiknya 'slang' hehe..saat itu, aku sampai pernah nonton konser musiknya di stadion, pakai acara manjat pagar pula...hahaha...dan fansnya slang keren - keren abis waktu itu, anak - anak rocker (yang suka aliran musik rock) ada juga disana dan secara tidak sengaja aku bertemu dengan salah satu temanku dari aliran genre musik tersebut. Heranlah dia melihat aku ada di konser musik slang, karena menurut dia aku tuh cocok dan disangkanya hanya suka nonton konser musik 'Siti Nurhaliza' hehehe..."casing emang belum tentu jadi jaminan bos! hahaha...'   

            Saat kuliah dan ikut Paduan Suara (PS) dan juga Kreasi Musik Mahasiswa (KREMM), pilihan jenis musikku cenderung agak kalem sedikit dan old fashioned hehehe... waktu tes menyanyi saat menjadi anggota Paduan Suara pun aku pilih  lagunya Dewa 19 - 'Kangen' (duh duh jadule and super old fashioned kan hehehe..). Lalu saat perform tampil menyanyi sebagai anggota PS, lagu - lagu yang dibawakan juga kebanyakan adalah lagu - lagu lama, lagu klasik, lagu sepanjang masa, lagu legenda sampai lagu daerah atau tradisional, semuanya dihajar habis (dipelajari mulai dari partiturnya lalu nadanya) dan aku suka - suka saja, sangat suka malah.

          Dan akhirnya ketika mulai kalem, saat menyukai musik klasik dan lagu - lagu Old Song. Ada satu lagu kemudian untukku yang tertinggal, musik juga lirik yang dirasa cukup menancap dihatiku. aku fikir - fikir sepertinya aku telah terkesan dengan lirik lagunya, dan mungkin memang itulah musik favoritku aku rasa. Aku terkesan sekali dengan liriknya, telah jatuh hati pada liriknya, yang menurutku begitu related dengan kehidupan secara universal, juga kehidupanku sebagai pengajar juga sebagai individu.

        Lirik lagu yang lalu senang aku nyanyikan sendirian saja (mau diikutkan di karaoke belum kesampaian saja) itu adalah 'The Greatest Love of All, Whitney Houston' (lagi - lagi Old Song hehehe). Liriknya dalam dan penuh makna untukku.




           Jadi, lagu itu menceritakan tentang kehidupan, dimulai dari kita, aku dan kamu, penulis lagunya ingin menyampaikan bahwa ia percaya bahwa masa depan suatu bangsa maupun keluarga (besar maupun baru) itu ujungnya ada di pundak anak - anak, para generasi muda. Ajari mereka dengan baik, pantas dan layak, beri mereka ilmu yang berguna juga bermanfaat, bentuk karakter mereka, karena mereka yang akan menjadi pemimpin pada akhirnya. Menggantikan tampuk kepemimpinan generasi sebelumnya. Dan bahwa setiap insan itu membutuhkan 'pahlawan', seseorang yang bisa menerima dan menghargai dirinya, mengakui dan memahami, menyayangi juga mencintai dengan sepenuh hati. Setiap orang di dunia ini tanpa terkecuali membutuhkannya, karena itu bagian dari kebutuhan sebagai insan manusia.

        Lirik lagu itu menginspirasi juga mengajak untuk menjadikan masa anak - anak, masa emas tumbuh kembang mereka berjalan dengan baik dan bahagia. Berikan hak mereka untuk menjadi diri mereka sendiri, boleh memilih, memutuskan, berpendapat. Boleh bermain sambil belajar, mengeksplorasi, berpengalaman.

        Betapa pentingnya memiliki Self Esteem juga dignity, diberitahu serta diingatkan pula dalam lirik lagu ini. Kita dibuat merenung sejenak, atas apa - apa yang mungkin pernah kita alami dan rasakan, untuk kemudian dapat memetik hikmah dan pelajarannya saat melangkah ke depan menyusuri lembaran baru, kesempatan terbaik yang ditawarkan oleh kehidupan.

        Dan betapa kekuatan cinta itu maha dahsyat dampaknya, bila kita dapat memilikinya, merasakannya juga mengaplikasikannya. Mampu meruntuhkan tembok tinggi yang kokoh, dapat melunakkan hati yang keras seperti air yang bisa pada akhirnya membuat batu berlubang juga, dapat menyinari, menghangatkan hingga menginspirasi.

        Kita perlu mengenal diri kita sendiri terlebih dahulu, menemukan cinta di dalam diri sendiri, benar - benar merasakan dan mensyukurinya. Setelah kita dapat menemukan cinta di dalam diri sendiri, maka cintailah diri kita sendiri baik - baik, baru setelah itu kita bisa mencintai orang lain serta akan mampu pula menyebarkannya untuk banyak orang.

        Dan poin penting dari lirik lagu itu kemudian, adalah..apakah kamu sudah menemukan apa yang menjadi passions kamu sebenarnya? apa yang paling kamu cintai? apa kekuatan kamu? kekuatan cintamu...karena itu adalah hal pokok penting yang menjadi fondasi seseorang menjadi insan yang seutuhnya, bermanfaat bagi sesama, meraih impian hingga menjadi yang terbaik di bidangnya, berkembang sesuai dengan potensi diri yang sesungguhnya.




        Jadi, sudahkah kamu menemukan apa kekuatan dirimu? apa yang paling kamu cintai? apa cinta terbesarmu?



@kubbu_bpj            @annline

#KUBBU30HMC        #writingchallenge        #day13

#tantanganmenulis        #30harimenuliscerita        #selflove

Posting Komentar

0 Komentar