Mutiara Tersembunyi dari Tanah Mutiara Hitam

 

Anni Nurlina Sari


        Sudah bukan sebuah hal yang asing lagi apabila pulau - pulau yang terletak di timur Indonesia terkenal memiliki keindahan alam yang begitu menakjubkan dan luar biasa. Keindahan dan anugrah itu sudah tersohor di dalam negeri hingga ke mancanegara. Mulai dari tanahnya, tumbuh-tumbuhannya, pegunungan, hutan hingga lautannya. Namun, ternyata tidak hanya hal itu saja yang menjadikan pulau-pulau tersebut istimewa. Ya, pulau di timur Indonesia tersebut juga menyimpan potensi yang lain, selain Sumber Daya Alam yang begitu mengagumkan, Papua (salah satu pulau di daerah timur) pun memiliki potensi dan bakat istimewa yang dimiliki oleh para Sumber Daya Manusianya,

     Salah satu potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersorot adalah pada bidang olahraga. SDM Papua dikenal memiliki kekuatan dan ketahanan fisik yang sangat baik. Potensi tersebut ada yang sudah tergali dan terasah, namun ada pula yang masih memerlukan proses juga pembinaan ke arah sana. Papua juga tercatat memiliki SDM potensial yang sudah dibentuk dan terbentuk menjadi seorang atlet. Atlet profesional yang sudah turut serta berperan mewakili daerahnya hingga negaranya untuk berprestasi di ajang tingkat nasional hingga internasional.

            Dan Papua kini sudah semakin berbenah, mempersiapkan segala sesuatunya, jauh sebelum PON akan berlangsung. Tidak hanya dari para atletnya saja namun hingga kepada sistem dan manajemennya. Hal itu terbukti dengan akan dilangsungkannya PON XX Papua 2021, yang tinggal menghitung waktu saja. Hanya tinggal beberapa bulan lagi. PON akan berlangsung mulai tanggal 02 Oktober 2021 hingga 15 Oktober 2021. Pemerintah sudah matang dalam mempersiapkan infrastruktur sarana dan prasana olahraga yang akan digunakan oleh atlet dari seluruh Indonesia disana.




           Semangat pun sudah kian menggebu dan bergelora. PON XX akan tetap dilaksanakan di tengah pandemi yang masih berlangsung hingga kini. Keyakinan, motivasi hingga semangat juang membuat semua saling bahu membahu serta percaya bahwa PON XX dapat diwujudkan dengan baik dan maksimal.




           Perhelatan akbar olahraga dunia atau Olimpiade yang digelar di Tokyo sejak beberapa hari yang lalu pun semakin menambah antusiasme yang ada. Olimpiade Tokyo yang kini tengah berlangsung kemudian dijadikan acuan dan pembelajaran guna suksesnya PON XX. Melalui Olimpiade Tokyo pula banyak hal dapat dipelajari, diobservasi hingga dicermati mengenai sebuah pagelaran olahraga akbar di tengah pandemi, dimana para atlet yang berasal dari 205 negara berkumpul untuk bertanding secara sportif. Negara - negara peserta Olimpiade mengirimkan atletnya untuk berlaga di 33 cabang olahraga yang dipertandingkan.

            Indonesia pun tidak ketinggalan dalam ajang tersebut. Indonesia diketahui mengirimkan 28 atlet terbaiknya untuk berlaga di dalam 8 cabang olahraga yang sudah dipersiapkan dan berpotensi memberikan medali. Ke delapan cabang olahraga itu diantaranya adalah, atletik, panahan, mendayung, menembak, bulutangkis, angkat besi, renang dan selancar.

            Menurut opini pribadi penulis, semua atlet Indonesia yang dikirim adalah yang terbaik dan terpilih. Begitu juga dengan cabang olahraga yang akan diikuti, adalah yang sudah dipersiapkan dengan cermat. 

        Sudah menjadi seperti sebuah legenda, dalam cabang olahraga bulutangkis, bila cabang olahraga tersebut nampak menjadi andalan dan harapan dimana medali kerap dapat diraih. Meski tetap dalam cabang - cabang olahraga lainnya harapan itu pun disematkan pula. Dan satu cabang olahraga yang kemudian menarik perhatian penulis adalah dalam cabang olahraga angkat besi. 

            Penulis menjadi lebih tertarik untuk menyorot dan mengulas tentang cabang olahraga angkat besi dari sudut pandang penulis yang sudah memiliki ketertarikan pada dunia olahraga dan sudah serta telah memilih untuk menggeluti olahraga Yoga.

Open Ceremony...

            

         Acara upacara pembukaan Olimpiade Tokyo yang penulis saksikan dan ikuti melalui layar kaca membuat penulis menjadi bersemangat dan antusias. Betapa membangkitkan energi dan vibrasi positifnya acara tersebut.  Keesokan harinya, penulis mengikuti pertandingan dari cabang olahraga angkat besi putri. Penulis menyimak dan menyaksikan perjuangan dan kehebatan para atlet tersebut hingga pada akhirnya perhatian penulis tertuju pada Lifter putri, Windy Cantika Aisyah, yang pada momen tersebut berhasil menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dengan berhasil mengibarkan bendera merah putih di Tokyo.

           Betapa turut senang, bangga dan bersyukurnya penulis juga rakyat Indonesia pada umumnya atas keberhasilan atlet putri tersebut. Keberhasilan dan prestasi tersebut kemudian disusul oleh kemenangan dari atlet pria kebanggaan Indonesia, Eko Yuli Irawan, dari cabang olahraga yang sama dengan Windy Cantika, angkat besi.   


            Penulis kemudian berpendapat bahwa Indonesia sebenarnya memang memiliki atlet yang bagus, para bibit unggul, potensi juga masa depan yang cukup cerah dari cabang olahraga angkat besi, terutama bila dilakukan beberapa hal seperti di bawah ini:
* Pencarian Bibit Unggul, yang disisir dan berusaha ditemukan dari seluruh daerah di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke juga Papua.
* Pembentukan, karakter, skill, kemampuan, kelebihan, spesifikasi, yang sudah dilakukan sedini mungkin dengan dasar fondasi yang kuat dan kokoh.
* Pengkaderan, perlu dibentuk dan diciptakan, guna melanjutkan tongkat estafet perjuangan. Sehingga pemindahan atau pentransferan ilmu, pengalaman serta kualitas dapat terus dijaga dan dipertahankan serta ditingkatkan menjadi semakin baik lagi.
             Penulis pun kemudian menemukan dan teringat bahwa Papua pernah dan memiliki atlet angkat besi yang hebat dan berprestasi. Sudah pernah membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia pula di ajang olahraga tingkat nasional hingga internasional. Ia adalah Raema Lisa Rumbawes. Lahir dari seorang ayah yang pernah menjadi binaragawan terbaik dan seorang ibu yang pernah berkarier sebagai seorang Lifter seperti dirinya.


         Harapan penulis, akan ada Raema Lisa Rumbawes yang terus lahir dan bersinar dari pulau Papua, mewakili cabang olahraga angkat besi. Akan ada pula penerus Serafi Anelies Unani dari cabang olahraga atletik hingga Franklin Ramses Burumi, Sprinter putra asli Papua. 

             Penulis percaya bahwa masih begitu banyak mutiara tersembunyi di tanah mutiara hitam. Dengan penyisiran, pencarian bibit unggul, pelatihan keras -tepat - cerdas sejak dini yang disertai pula dengan disiplin, karakter juga tanggungjawab, pembentukan dan pembinaan hingga pengkaderan yang berfokus, terukur, efisien serta efektif. 

     Jayalah dan majulah terus dunia olahraga Indonesia. Harapan itu masih ada dan akan semakin bersinar di masa yang akan datang. Maju terus, pantang menyerah! Bekerjasamalah semua pihak dengan baik dan profesional. Dan berikan semua yang terbaik untuk Indonesia tercinta.
            

Posting Komentar

0 Komentar