Menyatu dengan Yoga

 Menyatu dengan Yoga 

(My Yoga Journey)

-annline-


Yoga dapat melebur begitu intens dalam kehidupan nyata. Memangnya bisa? Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi? Setidaknya, itulah yang aku alami dan rasakan hingga sejauh ini. Dan pada kesempatan kali ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hal itu.

Ya, pengalaman seperti bersentuhan dan berdampingan dengan yoga di kehidupan nyata aku rasakan akhir-akhir ini, meski sebenarnya sebelumnya pun sepertinya sudah, diawali dengan penerimaan, pemahaman lalu pengalaman itu pun terjadi. Namun yang terjadi kali ini, terasa begitu dalam karena aku begitu menghayati dan meresapinya. Mempraktekkan juga menjalaninya.

Bagiku, Yoga memberikan pengalaman dan pembelajaran kehidupan. Yoga kembali menempa serta menguji pemahaman dan konsep diri (prinsip menyayangi diri) yang selama ini aku coba pelajari.

Memaknai Yoga bukan lagi sebatas olah tubuh atau olahraga semata, namun lebih dari itu. Sebab, melibatkan pula pikiran dan juga jiwa di dalam proses yang dijalaninya. 

Melalui sebuah Yoga Challenge yang baru saja aku ikuti beberapa hari yang lalu, titik-titik pembelajaran dari perjalanan yoga diri itu dilakukan.

Dari awal aku sudah tergoda dengan sebuah Yoga Challenge yang datang menghampiri berandaku pada suatu hari. Sungguh sangat menggelitik dan menggoda. Sungguh ingin aku mencoba dan mengikutinya. Aku tahan, aku tunggu dan aku pikir-pikir beberapa saat. Hingga kemudian, beberapa orang teman yang mencintai yoga, mengajak dan mengundangku untuk ikut di Yoga Challenge yang mereka pilih juga miliki. Aku kembali menimbang dan memikirkannya, mencoba mengalihkan hati kepada tawaran mereka atau berusaha untuk menerima semuanya.

Tapi tetap ternyata, pilihan kata hati itu yang lebih kuat pada akhirnya, hehehe. Yay,  akhirnya aku sudah memilih dan memutuskan.

Aku memutuskan untuk ikut tantangan, Headstand!

Walau menurutku sendiri itu pilihan yang cukup 'nekat', sedikit 'gila', bisa dipastikan akan cukup sulit serta dibutuhkan usaha yang lebih pastinya, namun disisi lain juga terlihat begitu seru, asyik juga sangat sangat menantang.

Meski pada akhirnya hanya aku yang mengikuti tantangan itu karena beberapa temanku yang lain memilih tantangan yang lain. Padahal teman yang aku kira akan mengikuti tantangan headstand itu upper core bodynya sudah lebih kuat dan lebih mampu menurutku. Aku tetap teguh pada pendirianku. Aku tetap mau dan yakin akan melakukan headstand saja dengan lima variasi posenya.


Sepotong Cerita...

Apa itu Headstand?

Headstand adalah pose Yoga yang biasa disebut pula sebagai pose upside down. Posisi kepala akan berada di bawah (disangga dan dibantu dengan kekuatan tubuh bagian atas), dengan posisi kaki ke atas. Pose Headsand di dalam Yoga disebut juga sebagai pose Sirsasana.


Mengapa Headstand?

Alasan pertama, karena bagiku, headstand itu memberikan sensasi yang berbeda sekali dengan pose yang lain. Menjadi sebuah tantangan yang nyata untuk aku taklukkan. Melakukan headstand itu rasanya seperti menaklukkan ketakutan dan ketidakberdayaan di dalam diri sendiri. Apa yang dirasakan oleh tubuh juga rasanya ajaib sekali. Rasanya tubuh menjadi lebih berenergi, bertenaga juga segar. Hal itu secara ilmu pengetahuan dikarenakan aliran darah yang mengalir deras dan lancar ke daerah kepala dan wajah.

Namun meskipun demikian, melakukan headstand itu tidak perlu lama-lama, cukup lima menit. Pastikan pula sebelum melakukannya stretching sudah dilalui, pemanasan juga menyiapkan mental, jiwa dan raga.

Pemanasan sebelum headstand perlu dan penting dilakukan menurutku. Meski pada saat melakukan headstand itu sendiri tubuh kita akan terasa 'panas', keringat bercucuran, tubuh pun akan terasa semakin hangat, karena otot-otot tubuh kita sedang 'bekerja'. Tubuh bagian atas, tengah juga bawah semuanya harus saling bekerjasama, menopang serta mendukung juga menguatkan satu sama lain.

Alasan Kedua, karena aku merasa semakin suka dan cinta headstand sejak aku dapat melakukannya. Tubuh terasa ringan dan segar setelahnya. Menghilangkan penat, sedikit pusing di kepala dan mengusir kedinginan, juga pegal linu. Dapat membuat tidur terasa lebih nyaman pula di malam hari.

My Headstand Journey

Diperlukan latihan, proses dan waktu untuk sampai ke titik ini. Terus terang, dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk aku bisa sampai di tahap ini. Dan itu luar biasa dan sungguh sebuah pengalaman dan perjalanan yang indah menurutku.

Setiap orang yang mencintai dan melakukan Yoga, memiliki perjalanan Yoganya masing-masing, karena setiap orang itu memiliki tubuh, jiwa, pikirannya masing-masing yang unik dan istimewa. Pun dengan kondisi dan keadaannya masing-masing, yang berbeda-beda, berwarna.

Sebagai pribadi yang memiliki kecerdasan kinestetik atau sensing bukan sebagai kecerdasan dan kelebihan yang utama (dominan) pun bukan pula yang secondary, sudah jelas bila aku akan membutuhkan proses yang lebih panjang dibandingkan mereka yang dianugerahi kecerdasan kinestetik sebagai sebuah kecerdasan yang utama. Aku menerima dan menyadari hal itu, dan percaya pada Sang Pencipta bahwa semuanya tidak ada yang sia-sia. Semua Ciptaan dan Ketentuan-Nya adalah yang terbaik sesuai porsi dan versinya masing-masing.

Jadi untuk dan karena itu, aku mau terus belajar dan berproses. Aku tidak mau menyerah dengan keadaan ataupun kondisi apapun yang bisa jadi menghalangi. Aku mau bersabar. Aku mau menerima diriku sendiri. Mau mendengarkan, mengerti juga mempercayai perkembangan dan kemampuan diri.

Sebuah Prinsip, yang diperoleh dari seorang mentor di masa lalu, "KIta pasti akan dapat sampai ke tujuan dan mencapai setiap mimpi-mimpi kita asalkan kita tidak berhenti."

So, I kept moving forward, aku terus latihan dan latihan. Berlatih, berlatih dan berlatih. Mencoba untuk semakin meresapi dan menjiwai setiap gerakan atau pose atau asana dari setiap rangkaian latihan yang dilakukan.

I accept myself...

Ya, aku terima, aku mengerti, aku cintai diriku ini dengan sepenuh hati. Apapun perjalanannya, akan aku coba hadapi dan tempuh semaksimal mungkin yang aku bisa. Dimulai dari menguatkan tangan dan kaki. Lalu, mencoba untuk dapat mengangkat kaki sendiri.

Guru Yoga pun ikut mendampingi dan membantu pada masa-masa awal. Masa sebelum pandemi,   masa masih offline dan dapat bertatap muka secara langsung, namun masih belum berhasil.  Menyikapi kondisi saat itu, aku merasa tidak apa-apa, itu artinya masih perlu untuk terus latihan dan mencoba.  Aku terus jalani dan bersabar atas kondisi yang didapatkan.

Lalu kecelakaan parah itu datang menimpa...

Kecelakaan datang tepat ketika tangan-tanganku mulai aktif dan kuat setelah melalui tempaan dari latihan demi latihan yang tidak sebentar, dan sudah mulai mau siap untuk melakukan gerakan headstand, disaat itulah aku tertimpa musibah kecelakaan parah, ditabrak mobil dari belakang, yang mengakibatkan tubuh bagian kanan cukup 'babak belur' dari atas hingga bawah, juga membuat tulang di telapak tangan yang menuju kelingking patah terbagi dua.  Rasanya, sungguh luar biasa sekali!

Hal itu tetap tidak menyurutkan semangat dan kecintaanku untuk terus berlatih Yoga.

Aku tetap suka dan butuh Yoga, selang dua minggu pasca operasi pemasangan pen, aku sudah kembali ke matras Yoga untuk kembali berlatih dibawah bimbingan guru Yoga.  Dari guru Yoga yang baik dan bermurah hati itu aku mendapatkan sesi healing privat juga meditasi pasca kecelakaan.

Kekuatan tangan yang sudah dilatih sebelumnya mau tidak mau menjadi kembali seperti awal mula sekali. Bermula kembali dari nol rasanya. Di masa recovery tangan pun otomatis belum dapat berfungsi seperti semula. Jadi, sikut pun digunakan untuk menggantikan fungsi telapak tangan guna melakukan gerakan yang biasa ditopangnya,  seperti : Downdog, Plank, hingga Dolphin Pose. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan. Hingga kadangkala menjadi tidak terasa pula sikut menjadi lecet mengelupas, sembuh dan kering kembali, lalu lecet lagi dan kering lagi, hehehe..

Melalui latihan dengan menggunakan sikut itu pulalah pada akhirnya kekuatan tangan dan tubuh bagian atas berangsur-angsur kembali didapatkan. Hingga pada saat ketika kekuatan sudah mulai terkumpul, disaat itu pulalah gerakan headstand mulai dicoba kembali. Mulai berlatih pelan-pelan melakukan headstand walau masih menempel di dinding seperti cicak. Rasanya sungguh senang sekali, bahagia malah hahaha..terlebih pula karena sudah dapat melakukannya sendiri. Makin lama makin bisa sendiri saja melakukannya dan perlahan-lahan pula tubuh mulai menjauhi tembok. Masih perlu ditemani pula sepertinya bila melakukan headstand yang masih sangat jauh dari tembok atau tanpa tembok.

Senang dan bersyukur. Aku mulai dapat melakukan headstand di saat pandemi seperti sekarang ini.  Saat berjauhan dengan guru Yoga dan sama sekali tidak bisa didampingi dari dekat oleh beliau, meski tetap terhubung via online untuk berlatih bersama-sama disaat tertentu.

Setelah sudah dapat melakukan gerakan headstand sendiri, pemahaman aku tentang gerakan itu jadi berkembang, jadi menurutku yang terpenting untuk dapat melakukan headstand adalah kita mengetahui prinsip dan konsepnya.  

Prinsip Headstand menurut aku pribadi...

1. Locked tangan (aku punya cara sendiri karena di telapak tangannya pernah patah dan masih ada pennya hingga saat ini, pastikan aman dan kuat juga benar). 

2. Kuatkan Core, terutama untuk Upper Core Body (lengan, dada, perut bagian atas), lalu tarik kedalam bagian tersebut senyaman dan sekuatnya.  Tarik nafas dalam dan hembuskan, tarik nafas kembali lalu hembuskan, lakukan sepanjang gerakan sedang berlangsung. Begitu terus dengan stabil untuk menguatkan tubuh.

3. Kaki dijalankan perlahan dan stabil ke posisi Dolphin Pose, kaki lurus dibuat sejajar dengan punggung.

4. Tubuh harus lurus dulu.

5. Angkat kaki perlahan.


Sedangkan berikut adalah langkah-langkah saat aku melakukan headstand:

1. Posisi table pose.

2. Letakkan sikut di lantai. Sikut sejajar dengan lutut kaki.

3. Locked tangan, di atas handuk atau matras yoga yang sudah dilipat.

4. Letakkan kepala, ujung kepala ditempelkan di atas handuk atau matras tepat di ubun-ubun.

5. Locked badan, upper core body.. 

6. Kencangkan bahu, dada juga perut, tail bone in..

7. Posisi dolphin pose, jalankan kaki perlahan hingga tubuh lurus.

8. Angkat kaki satu-satu dan perlahan, luruskan ke atas.


Dengan berbekal latihan yang sudah dilakukan seperti di atas, aku pun mengikuti Yoga Challenge yang khusus berfokus pada headstand. Inilah secuil pengalaman dan pembelajaran yang kemudian aku dapatkan..

Ohya, Challenge tersebut terbuka untuk semua level termasuk beginner dan yang baru belajar dan mencoba Yoga, jadi cocok untukku, hehehe.. mereka para sesepuh Yoga yang kebanyakan sudah ahli itu ingin melihat first step kita, beberapa yang ikut termasuk aku adalah brand new, bisa dibilang juga adalah for the first time..

Dan yang terpenting dan menyenangkan dari hal itu adalah kita bisa saling mendukung atau mensupport sesama teman Yoga kita dimanapun mereka berada, berteman dan bersenang-senang bersama..

Day 1. Tuck

Cukup dapat diatasi dengan baik dan menyenangkan. Hanya saja belum melakukan banyak variasi di dalamnya.


Day 2. Straight

Melakukan pose ini rasanya seperti bonus, seperti mendapatkan hadiah terindah. Rasanya amazing sekali. Seperti tiba-tiba dan tidak memakan usaha yang terlalu diforsir. Rasanya sungguh ajaib, seperti tiba-tiba sudah ajeg dan bisa seperti itu saja. Sungguh sangat membahagiakan.


Day 3. Pike

jreng jreng jreng...oowww...Nah, the hardest part it is for me. Sungguh sebuah tantangan yang sejati hahaha...so hardddddd...hard and very difficult for me. Untuk sebagian yogi atau yogini mungkin tidak mengalami seperti yang aku rasakan, bisa jadi lebih mudah, bisa jadi pose yang pertama dilakukan sebelum pike ataupun straight, bisa jadi pula bagian yang sulit di lain posenya.

Di bagian ini, rasa pengalaman dan perjalanannya sungguh nano-nano. Beragam kesulitannya juga begitu berwarna. Tidak karuan seperti roller coaster, berat sekali, hampir mau quit pula, tapi kemudian aku menolak untuk menyerah. Meski perlu berkali-kali, coba lagi dan lagi. Sampai juga akhirnya dengan airmata bahagia. Haru juga karena baru pertama kalinya bisa tanpa menempel di tembok (diajarin dan dibimbing oleh Guru Yoganya untuk menempel di tembok dulu saja supaya lebih mudah). Namun, aku mau mencoba untuk tidak menempel di tembok, aku yakin dan percaya pada diriku sendiri, juga mau bersabar. 

    Here I am...


Day 4. Split

Semangat yang sudah mulai meredup perlu dinyalakan kembali. Karena ini adalah bagian yang sangat sulit pula. Beberapa kendala berarti dihadapi untuk menaklukkan tantangan ini. Berbagai upaya dan cara dilakukan pula. Dan saatnya untuk menerima kenyataan dan kondisi diri di saat ini yang memang pencapaian atau pun kemampuannya baru sampai disini. Untuk split di lantai (tanpa kaki ke atas) aku pun masih berproses. Jadi menerima fakta yang ada saat ini adalah hal yang terbaik. Tidak apa-apa. Berterimakasih pada diri sendiri yang sudah mau mencoba berusaha yang terbaik dan semaksimal mungkin hingga menghasilkan split headstand yang seperti ini. Aku bersyukur.


Day 5. Yogis Choice

Aku memilih untuk melakukan dan membuat 'V' headstand (nampaknya kelebaran haha).  V adalah huruf ketiga di kata 'LOVE'. V for I still loVe headstand and more.


Pembelajaran yang kemudian aku dapatkan dari headstand:

1. No Rush, jangan memaksakan diri. Tidak perlu dan tidak usah. Kita tetap perlu dan wajib melakukan yang terbaik yang kita bisa, push the limit, tapi kita juga perlu mendengarkan diri kita pula baik-baik.

2. Take your time, kita tidak boleh dan tidak bisa memaksakan keinginan, keadaan bahkan situasi bukan?

3. Be patience and be kind always to yourself 

4. Let it be..

5. Let it go..

6. Thankful and grateful alias selalu bersyukur.

7. Pantang menyerah, bila jatuh terpuruk maka kita harus bangkit lagi, lagi dan lagi.

8. Pilih apa yang kamu mau dan sukai, lalu fokus dan berlatih terus disana.


Demikian sharing aku tentang perjalanan Yogaku kali ini, apakah kamu pernah pula mengalami perjalanan dari apapun yang sudah kamu sukai dan pilih? mari kita saling bertukar pikiran, pendapat juga pengalaman temans... 

 






 



Posting Komentar

40 Komentar

  1. Kalau ga salah, headstand ini memamg butuh effort ya agar bisa sempurna. Ya kan. Di calesthenic juga ada, tapi handstand.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak perlu latihan dulu.
      Wah..jadi tahu kalau ada calesthenic😀🤸‍♀

      Hapus
  2. Aku pernah dengar ada beberapa guru yoga yang bisa membaca aura, melihat chakra, dan melakukan healing energi ke muridnya..
    Melihat dari tulisa mba, saya membayangkan besarnya cinta mba sama yoga ini..
    Mudah2an kedepannya mba bs jd guru yoga yang punya ciri2 yang tadi aku sebutin ya :)

    Nice post!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar kak ada beberapa guru yoga yang memiliki kemampuan tersebut.
      Amin..semoga ya😇 terimakasih banyak ya mbak atas do'a baiknya🤗

      Hapus
  3. Jalan panjang untuk ikutan challenge ini yaa mbak ane 😄
    Proses ga membohongi hasilnya. Headstand-nya bisa dilalui dengan lancar. Straight-nya udah mirip tower.

    Yoga bagi mbak sudah jadi kebutuhan dan ada rasa gembira ketika melakukannya :D
    Lanjutkan terus mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas Vay mengenai proses dan juga usaha yang akan seiring sejalan tergantung bagaimana menjalankannya.
      Straight headstand itu yang paling bikin senang dari semuanya kemarin itu haha..
      Dan, ya..yoga buat aku bisa bikin hati jadi gembira😀😁🤣

      Hapus
  4. Ya ampun, kamu tangguh banget kak. Keren konsistensinya, terus berlanjut walau kulit lecet-lecet. Itu pas awal latihan apa nggak pusing kak? Aku pengin juga yoga, tapi belum beli matrasnya, (ah, alesan!) ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak Ning😀 terimakasih ya kak sudah berkunjung dan membaca tulisanku😊
      Waktu awal latihan aku tidak pusing kak, malah rasanya enak kepala di bawah itu, segar. Cuman kendala dan tantangan diawal2 itu adalah menghadapi rasa takut, belum yakin dan ragu. Masih belum bisa membayangkan rasa juga mempercayai diri sendiri lebih banyak lagi.

      Hapus
  5. Hebat euy gerakan yoganya! Thank you for sharing ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak Firdaus😀 aku masih belajar dan berlatih terus kak🤸‍♀
      Terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisanku ya😊

      Hapus
  6. Kak Anni keren banget, perjuangan panjang untuk bisa Headsand dan ikutan challenge. Dari tulisan ini kelihatan banget kalau kakak udah secinta itu sama Yoga, walaupun pernah kecelakaan tapi tetap semangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Antin😀 aku masih terus belajar, praktek juga berproses Antin 😊
      Terimakasih banyak ya sudah berkunjung dan membaca tulisanku, semoga bermanfaat😄

      Hapus
  7. Wow luar biasa sekali kak.
    Dengan latihan rutin dan pantang menyerah, akhirnya dapat menguasai pose headstand.
    Kegigihan kakak perlu dicontoh. 😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak Clara😀 terimakasih ya🙏
      Semoga tulisannya bisa memberikan manfaat ya. Terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisanku..❤

      Hapus
  8. Wahhh selalu kagum sama orang yang bsa Yoga....aku pengen belajar di sini gak ada tempatnya. Tetep ya curhat. Turut berduka ya untuk musibah yg dialami, tp mba Ani hebat banget langsung berani mulai lagi. Asli olahraga emank nagih sihh apalagi kalau udah Yoga gini,..semoga makin kuat otot2nya ya mba jadi bsa coba banyak gaya lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Raya😀 aku masih terus belajar dan praktek🤸‍♀
      Yuk kita belajar dan praktek yoga online bersama dari rumah kita masing-masing💻
      Terimakasih do'a2 baiknya. Tetap kuat, sehat dan semangat terus Raya..dan yesss so trueeeeee...olahraga bikin nagih banget hehehe...

      Hapus
  9. Salut banget sama kegigihannya untuk terus latihan yoga walaupun masih dalam masa recovery. Butuh waktu dan usaha yang konsisten untuk bisa melakukan headstand dengan berbagai variasinya ini ya, Kak.
    Semangat terus yoganya, Kak! Semoga bisa melakukan gerakan-gerakan menantang lainnya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak Maria😀 terimakasih banyak sudah berkunjung dan membaca tulisanku. Semoga bisa memberikan manfaat ya kak.
      Iya kak, untuk aku semuanya perlu usaha, waktu dan juga proses.
      Terimakasih do'a baiknya ya..hal yang sama juga untuk kakak.
      Kakak juga tetap semangat terus untuk apapun hal positif yang kakak sukai juga lakukan.
      Salam sehat selalu ya kak.

      Hapus
    2. Hai kak Maria😀 terimakasih banyak sudah berkunjung dan membaca tulisanku. Semoga bisa memberikan manfaat ya kak.
      Iya kak, untuk aku semuanya perlu usaha, waktu dan juga proses.
      Terimakasih do'a baiknya ya..hal yang sama juga untuk kakak.
      Kakak juga tetap semangat terus untuk apapun hal positif yang kakak sukai juga lakukan.
      Salam sehat selalu ya kak.

      Hapus
  10. Usaha memang Tidak pernah menghianati Hasil, Tepatnya Mba Anni salah satunya. Sehat Terus ya Mba Anni

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Ruly😀 iya hal itu memang benar sekali Ruly😊
      Sehat selalu juga ya untuk Ruly. Terimakasih. Namaste🙏

      Hapus
  11. Wahhhh keren banget. Dari dulu pengen belajar yoga cuma malas-malasan hehe. Tulisan kakao sansat detail dan bisa untuk dipraktekkan. Aku jadi semangat untuk kembali belajar yoga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kakak Rakhairiyah😀
      Terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisanku. Semoga bermanfaat ya kak😊
      Semangat untuk kembali dan terus belajar yoga ya kak. Namaste🙏

      Hapus
  12. Menarik sekali, headstand 5 menit itu darah turun semua ke kepala yah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak Iqbal😀 iya kak, darah akan turun ke bawah. Silahkan dicoba dan semoga sehat selalu ya kak. Terimakasih. Namaste🙏

      Hapus
  13. Keren sekali mba Anni. Aku jugabsalut sih pas pasca kecelakaan itu. Begitu cintanya dengan Yoga, apapun yang terjadi tetap berYoga tanpa henti.
    DulubbangetbAku pernah ikut yoga sekali, dan itu capek bgt. Pas pendemi ini mulai coba belajar Yoga dr youtube hehe.
    Artikelnya bagus, lengkap jadi kepingin coba gerakan yang menantang.

    BalasHapus
  14. Aku pas baca ga perlu lama lama, aku kira beberapa detik, taunya 5 menit. Hahahaha. Langsung syok aku tuh. Salut kak.

    BalasHapus
  15. Aku gak yakin bisa ngelakuin yang kayak kakak lakuin, soalnya itu susah banget. Butuh konsentrasi yang penuh juga kan kak, keren kak anni

    Retno

    BalasHapus
  16. Semoga kondisi pasca operasi semakin membaik ya, Kak. Senang baca sharing pengalamannya seputar yoga yang penuh inspirasi...dan menarik ini, ternyata melakukan headstand itu rasanya seperti menaklukkan ketakutan dan ketidakberdayaan di dalam diri sendiri. JUga gerak yoga lainya yang penuh filosofi

    BalasHapus
  17. Wah lentur banget ni, keren bisa headstand, akuh mah bs kecengklak kayany hahaha

    BalasHapus
  18. Ya ampun selama wfh saya tuh udah lama banget gak yoga. Dulu pas masih wfo seminggu sekali saya suka ikut kelas yoga di kantor

    BalasHapus
  19. Salut sama pengalamannya dan bagaimana penerimaan diri kala memghadapi musibah yg tak disangka2 datang. Tetap semangat kak dalam memahami hidup melalui yoga

    BalasHapus
  20. selalu salut si sama orang yg biasa yoga, karena gerakan2nya itu susah banget dipelajari heheh

    BalasHapus
  21. Buseeeeeeet... Luar biasa sekali mba. Keliatannya sih gampang yah, tapi ternyata susah juga yah

    BalasHapus
  22. Asli sih kakak keren banget bisa rupa2 gitu headstandnya. Sebagai orang yang baru ma niat yoga aku kagum sih. Soalnya gerakan dasar aja menurutku mayan susah bener posenya. Apalagi yang begini. Butuh kesabaran dan latihan rutin. Tapi olahraga apapun itu kadang bikin kita sadar kalo kita tuh bisa melakukan hal yang kadang kita pikir susah. Pokoknya konsisten.

    BalasHapus
  23. Gilasih headstand selama ituuu keren bangettt. Aku juga punya temen yoga, ngeliat dia ngelipat2 badan kok kece bangettt dan kyk mudah banget dia ngelakuinnya. Giliran aku coba ampunn tulangku kyk mo ancurrr 😂

    BalasHapus
  24. Kereeen banget kak perjuangannya, emang semua kalau pake niat itu insha allah dipermudah. Salut sama kakak karena itu bukan gaya yoga yang mudah. Tetap konsisten ya kak ciayoo

    BalasHapus
  25. Hai Kak Ani. Ya, saya masih ingat gimana kakak cerita intens nya dengan yoga. Terimakasih ya, sempat diajarin satu dua gerakan. Jika penyatuan diri kakak dengan yoga sungguh terasa manfaatnya secara fisik dan psikis, semoga 'menularkan' semangat sehat tersebut ke lebih banyak person ya kak. Terimakasih

    BalasHapus
  26. wih. akupun pernah ikut yoga di tmpt fitness. itu aja uda susah menurutku. bs gaya headstand gini si uda lama bgt pasti latiannya

    BalasHapus
  27. Demii apaa akubaku salfok samaheadstandn-nya aku dulu pernah nyoba headstand pas SMP buat pengambilan nilai, itupun pernah ke plitek. Kereen siihh kaak,

    BalasHapus