Kepada
Bantengku
Banteng
Pahlawanku
Oleh :
Annline
Membaca judulnya, mungkin kamu jadi bertanya – tanya, ini
puisi atau apa sih?hehe..silahkan dibaca dan disimpulkan sendiri
yaaa..haha…karena aku belum jago – jago amat merangkai kata alias ‘Aku
Bukan Pujangga’, dan jangan terkecoh pula dengan kata, banteng!, sebab..banteng
yang satu ini bukanlah lambang dari sebuah simbol partai atau apa, tidak sama
sekali ya..haha. Ia hanyalah sebuah kiasan dari cerita yang dipuisikan, cerita tentang
sosok seseorang yang…..
Sosok itu
Lugu putih melagu
Terlihat terdiam, pucat juga kaku
Membisu dan mengiba
Raut wajahnya
Berikutnya,
Ia nampak payah
Gembolan menjulang tinggi
Hinggap dipunggungnya, menggelayut
Membuatnya seperti
berjinjit
***
Pandangannya tajam, tak berkedip
Terpaku pada sosok
Yang berkebalikan dengannya
Yang menebar sapa juga senyum
Dihadapannya
Jantungnya berdegub
Darahnya berdesir
Di detik itu juga
Hanya bisa tertegun
Sosok itu
Gadis berwajah bulat
Senyum ramah tersungging di bibir mungilnya
Kilat matanya berbinar
Menarikan kesyahduan
Pandang itu mengguncangnya
Hangat memancar bersimbur
Mendekap erat
Tanpa pilih kasih
Tanpa merajuk
***
Ia terpikat
Tertancap panahnya
Terpesona auranya
Lalu,
Menghadap walinya
Meminta putrinya
Lembaran baru berputar
Riak bergemericik
Mengguncang setiap laku
Tak terhitung lagi bilangnya
Jerit itu
Sedu sedan itu
Gelak itu
Terperanjat ia tercengang
Nanar tersadar
Bahwa ia telah membersamai
Seekor banteng
Ia banteng
bukan sembarang banteng
Bukan
Banteng Biasa
Yang tiap aksaranya tak bisa dielak
Yang tanduknya takkan patah tertekuk
Yang pandangnya tak terjangkau jauh
Yang relungnya tak pernah mau tergeser
Yang tidak mudah untuk ditaklukkan
Hampir mustahil
***
Tak pernah
Tak akan pernah mau ia
Untuk melekang
Untuk melepas
Untuk menjauh
Tak ada daya untuk itu
Pun tak mau menghadirkannya
Biar
Biar katanya
Biarkan saja semua
Aku tak peduli
Aku tak mau tahu menahu
Itu katanya
Hingga kemudian,
Masa merengkuh semua
Menjawab semua tanya
Membayar semua asa
Memberi semua bukti
Bahwa ternyata
Hanya ia lah Satu
Yang nyata
Yang sebenarnya
Yang hakiki
Sesungguhnya cinta,
Kasih, tulus
Ia lah arti setia
Tak berpaling
Tak terganti
Kamsia
28 Oktober 2020
Ditulis
saat hujan mulai mengguyur
Dengan
derasnya hingga
Kemudian
tersisa rintiknya
Ditemani
hembusan angin dingin
Yang
lembut memeluk kalbu
Malam
ini
- Ditulis
khusus untuk bantengku seorang –
Terimakasih
banyak untuk semuanya. You are my the one and only.
This is
for you, once again from the bottom or my heart, thank you.
@kubbu_bpj @annline
#KUBBU30HMC #writingchallenge #day28
#tantanganmenulis #30harimenuliscerita #puisiuntukmu
0 Komentar