Ketakutan Terbesar Anyelir


- annline -


Setiap orang pasti memiliki ketakutan terbesarnya masing - masing, begitu pula dengannya - sebut saja Anyelir..

                                            Sumber : listennotes.com

Sebetulnya Anyelir memiliki beberapa ketakutan terbesarnya, mulai dari takut kehilangan hingga tentang kehidupan selain di dunia juga proses melewatinya. Hal yang terakhir disebutkan itu bahkan sudah menghantui dirinya sejak ia masih kecil. Lebih tepatnya saat ia diajarkan tentang Ilmu Agama dan dipaparkan secara gamblang tentang hal itu.Tentang kehidupan berikutnya. Tentang tidak bisa kembali lagi ke dunia. Tentang akan masuk ke kanan atau ke kiri, maksudnya surga atau neraka. Ketidakpenerimaan juga ketidaksiapan akhirnya menjadi sebuah hal yang dijadikannya refleksi untuk merenung, mempelajari juga berpasrah dalam artian mencoba melakukan yang terbaik sebisa mungkin. Banyak bersyukur dan menyadari betapa Sang Maha Cinta itu Maha Pengasih dan Penyayang sedikit banyak dapat membantu Anyelir memiliki ketenangan, agar tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. Juga sebagai pengingat, meski pada kenyataannya hal tersebut adalah sebuah kepastian yang akan datang.

Tentang kepergian dan kehidupan berikutnya..

Sebagai pengingat dan sebuah pelajaran berharga, baru - baru saja dialami oleh sepasang artis yang beritanya langsung merebak seketika. Sesuatu hal yang merupakan ketakutan terbesar Anyelir pula saat ia masih kecil. Namun, berdassrkan apa yang ada di kitab suci, sebuah ayat berbunyi, 'Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan saat kepulangan itu.' Dengan cara yang tidak sama, disaat yang tidak diketahui pula. Cukuplah setiap kejadian atau peristiwa hendaknya dapat menjadi pengingat dan bahan refleksi untuk kita semua.

Untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak, kata sebuah peribahasa..dimana digambarkan bahwa di dalam kehidupan ini memang akan dapat terjadi dengan pasti hal - hal yang diluar kendali dan kuasa kita, termasuk pula ketakutan - ketakutan terbesar yang mungkin kita miliki, mulai dari musibah, kecelakaan ataupun nasib baik yang belum berpihak. Semuanya akan berputar, dan datang seperti bergilir pula. Meski kemudian hal yang sebaliknya seperti kebahagiaan, keberuntungan, hal baik juga akan datang pula menghampiri. Silih berganti. 

Seseorang pernah pula berkata, bahwa bila kita sudah pernah mengalami hal buruk sebelumnya, maka kita tidak akan mengalaminya lagi di masa yang akan datang. Seperti sesuatu yang sudah dibayar dulu di awal. 

Berbicara tentang kehilangan, yang merupakan juga hal yang ditakutkan oleh Anyelir..

Kehilangan merupakan hal yang berat, hal yang tidak mudah sama sekali. Beberapa kali Anyelir sudah merasakan dan melewatinya. Satu - satunya hal yang kemudian ia pelajari juga dapat ia lakukan adalah menerima, let it go.

Menerima = mengikhlaskan, merelakan, melepaskan...

Sekali lagi, itu tidaklah semudah seperti membalikkan telapak tangan, namun perlahan tapi pasti bisa dan mungkin untuk dapat dilakukan.

Dan untuk saat ini Anyelir ingin menarik garis ke satu titik ke masa kini untuk kembali menyelami, mengenali serta berkenalan dengan ketakutan terbesarnya yang lainnya, mewakili present time versi dirinya.

Apakah itu? inilah dia..

*Bila ia tidak bisa melakukan potensi terbaiknya dan menjadi manusia yang dapat menebar manfaat, kebaikan juga inspirasi pada sesama, dengan memanfaatkan waktu dan kesempatan sebaik - baiknya, dalam rangka beribadah, bersyukur dan berterimakasih kepada Sang Maha Cinta.

Anyelir pernah mendengar sebuah kutipan dan ia mencoba mengingat itu baik - baik...

Bahwa sebaik - baiknya manusia adalah yang dapat memberikan sebanyak - banyak nya manfaat.

Mengacu pada kutipan tersebut, Anyelir menjadi takut bila ia tidak dapat menjadi manusa yang bermanfaat. Ia akan merasa sia - sia. Dan ia tidak mau juga tidak berharap hal itu terjadi.

Ia tidak ingin menyia - nyiakan pengorbanan seorang perempuan hebat yang telah membantu dirinya terlahir ke dunia ini. Merawat, menjaga juga mengasihinya sepanjang masa.

Lagipula, bagi Anyelir ketidakmampuan dalam memberikan dan memiliki kebermanfaatan itu melemahkan dirinya sendiri. Menciptakan rasa tidak berdaya, lemah juga rapuh. Sungguh tidak nyaman sekali rasanya. Ia tidak suka hal itu.

Oleh karena itu, Anyelir pun kemudian berazzam bahwa ia akan menjadi insan yang bermanfaat, dimulai dari hal kecil yang sederhana, dari dirinya sendiri, untuk diri dan lingkungannya juga terutama pula sebagai rasa syukur dan terimakasihnya pada Sang Pencipta.

Ayo Anyelir terus lakukan dan perbaiki diri senantiasa! Mulai dari sekarang.

Sebab sesungguhnya pula menurut dirinya, ketakutan itu bisa ditaklukkan dengan dihadapi dan bukan dihindari.


Apakah kamu setuju? bagaimana menurut pendapatmu?

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Manusia spt nya emg sudah takdirnya yah buat belajar terus seumur hidupnya, kalo mau potensi spiritualnya terus berkembang :)

    Nice story!

    BalasHapus
  2. jujur belajar ikhlas dan let it go itu beraaattt banget ya mba, pernah suatu waktu merasa kehilangan orang yg paling disayang dan butuh bertahun-tahun untuk let him go

    BalasHapus