For The Very First Time

 Arisan Blog KUBBU Edisi Special Putaran 8

"Ulang Tahun Paling Berkesan"

Menceritakan Ulang Tahun yang Paling Berkesan



Ulang Tahun...

Sebuah momen spesial yang akan selalu kita lalui sekali di setiap tahunnya. 

Lalu, apakah artinya itu? Apakah maknanya?

Artinya jelas, di setiap tahun yang kita lalui itu usia kita akan bertambah, jatah usia untuk berada di dunia akn berkurang.

Sedangkan makna umumnya adalah tentang pertambahan usia. Makna khususnya tentang PERUBAHAN. Nah, disinilah akan secara terang dan nyata sekali hal tersebut dapat nampak dengan jelas. Perubahan membuat kita makin mengenali dan menyadari kondisi dan keadaan diri. 

Perubahan yang kita alami setiap tahunnya, selalu membawa perbedaan dimulai dari fisik, kemampuan, intelektual, emosional, hingga spiritual. Diri kitalah yang pertama - tama akan merasakan juga mengetahuinya. Dunia luar secara mudah akan dapat mendeteksi perubahan pada fisik, terutama saat kita masih begitu belia, masih dalam buaian. Perubahan mencolok itu terjadi saat kita masih hanyalah seorang bayi, kemudian berubah menjadi seorang anak, remaja dan seterusnya. Begitu kasat mata. Lain halnya dengan hal - hal selain fisik, yang meskipun tetap mengalami kemajuan bahkan mungkin juga kemunduran, kembali lagi hanya diri sendiri dulu pertama kalinya yang mampu mengetahui dan mendeteksinya, baru kemudian orang terdekat juga lingkungan.

Kemudian berbicara mengenai Ulangtahun yang paling berkesan, "Apakah aku memilikinya?"

Hmmm, sebuah pertanyaan yang membuat aku perlu mengingat - ingatnya kembali, menggiringnya menjadi sebuah cerita yang cukup panjang seperti di bawah ini hehehe...

Terus terang, menurutku aku nyaris hampir tidak memiliki Ulang Tahun yang berkesan,  aku rasa. Tidak ada yang terasa begitu istimewa untukku. Disaat teman  dekatku saat SMU selalu saja merayakan pesta Ultahnya setiap tahun dengan cukup meriah dan bergelimang hadiah yang sepertinya tiada terputus. Aku hanya bisa gigit jari saja, aku hanya ingin bisa merasakan juga diberi atau memiliki hadiah untukku juga, secukupnya saja, tidak usah hingga berlimpah ruah dan hampir menyesaki ruangan. Tapi ternyata itu hanyalah di batas asa saja haha..

Terlahir di bulan terakhir dengan tanggal yang juga nyaris terakhir dari penanggalan Masehi membuat aku merasa begitu sepi, sendiri juga dingin. Apakah dingin yang dirasa karena ada kaitannya dengan musim? Entahlah..

Dingin..mungkin karena bulan dimana aku lahir memang terkenal sebagai bulan yang dingin. Bulan dimana terkenal dengan Musim Penghujannya, hujan pasti turun di bulan dimana aku lahir, bila tidak turun rasanya pasti aneh. Setiap tahun aku hampir selalu memandangi langit disaat - saat menjelang aku dilahirkan, dan akan aku dapati langit yang mendung dan sendu di awal ataupun penghujung hari.

Ibuku bilang bahwa aku lahir pada malam hari tepat ketika acara Dunia Dalam Berita baru berlangsung selama lima belas menit.

Musim Hujan dan Bulan Kelahiranku seperti sahabat sejoli, hujan akan sering turun di akhir tahun hingga menjelang awal tahun baru dan itu membuat suasana menjadi dingin. Namun, aku merasa syahdu dengan kondisi alam yang ada. Aku merasa senang dan nyaman, rasanya seperti menggambarkan diriku. Di bulan itu pula aku ikut merasakan atmosfir perayaan Hari Raya Keagamaan dari teman atau saudara yang merayakannya. Aku turut memiliki gambar seperti pohon cemara atau bintang - bintang karena pernak - pernik  itu akan banyak sekali ditemui di pusat perbelanjaan. Aku yang senang mengoleksi paper bag hingga kertas surat kerap mendapatkan gambar tersebut dan suka.

Aku senang menatap dan menikmati hujan dari balik jendela yang merupakan kebiasaanku sejak kecil, saat dewasa sesekali aku masih melakukannya dari balik tirai. Saat kecil, saat menatapi langit dan hujan, imajiku mengembara..berpetualang hingga ke belahan bumi yang lainnya, dimana disana bukan musim hujan yang akan terjadi namun adalah Musim Dingin, dimana salju - salju kecil akan turun dan berguguran ke bumi. Si aku kecil membayangkan, bisakah ia berada di belahan bumi di sebuah negara yang turun salju dan bukannya hujan pada akhir bulan di penghujung tahun, mungkinkah ia akan dapat memandangi juga merasakan salju itu di bulan kelahirannya? 

Like dream come true, bila hal di atas bisa terwujud.

  Hujan terus - menerus pernah melanda hingga bencana Tsunami pernah terjadi di bulan kelahiranku, bahkan di tanggal yang cukup dekat pula dengan tanggal kelahiranku, membuat aku entah mengapa sejak kecil lebih senang berdiam diri di rumah saja saat ultahku tiba, tanpa hingar bingar atau kegaduhan apapun, hanya hening, diam dan merenungkan semua.

Spot yang paling aku suka adalah di balik jendela atau di dalam kamar saja. Ada rasa nyaman, tenang dan damai saat aku bisa memandangi hujan yang turun dari langit, menatap butiran - butiran air yang terlihat begitu murni itu jatuh dan meresap masuk ke dalam tanah. Aku tak pernah merajuk atau meminta ulangtahunku dirayakan. Semasa kecil hanya sekali saja ultahku dirayakan, itupun berdua dengan adikku (tiba-tiba aku teringat pada foto masa kecilku itu, dimana aku dan adikku memakai gaun ultah yang serupa, hanya berbeda warna bros mawarnya saja, aku pink dan adikku ungu, tapi sayang foto itu tidak bersamaku, aku harap foto itu masih terjaga, mengingat hantaman banjir yang beberapa kali menerpa wilayah kami, membuatku tidak begitu terlalu yakin akan keberadaan dan kondisi foto tersebut). 

Aku mencoba mengingat - ingatnya lagi, Ulang tahun saat yang manakah yang menurutku paling berkesan? aku masih menimbangnya..

Saat usia lima tahun, aku ingat orangtuaku merayakan ulangtahunku secara besar - besaran, tapi perayaan Ultah itu tidak khusus untukku karena orangtuaku menggabungkannya dengan Ulang tahun adikku yang lahir sepuluh hari setelah hari lahirku. Aku dan adikku memiliki zodiak yang sama. Usia kami berdua pun hanya berbeda satu tahun lebih sepuluh hari saja. Sejak kecil hingga dewasa kami jadi cocok terlihat sebagai teman dibandingkan adik dan kakak. 

Lalu, di usia sekitar delapan tahun, saat aku tetap pada posisiku, sedang mengamati langit dan hujan dari balik jendela, ibuku memberiku hadiah selepas ia pulang bekerja. Sebuah boneka bayi buku berwarna kuning kunyit yang ukurannya cukup besar, tinggi boneka itu rasanya tidak berbeda jauh dengan tinggi badanku saat itu hehe..Aku terkesan sekali, aku bersyukur merasakan pelukan hangat ibu saat memeluk dan memberikan hadiah boneka. Boneka pemberian ibu akhirnya kerap aku peluk untuk mengusir rasa sepi dan sendiri. Mungkin kehadiran boneka itu juga dimaksudkan demikian.

Setelah ulangtahun dengan hadiah boneka kuning itu, aku tidak memiliki ulangtahun yang berkesan lainnya. Hanya biasa dan cenderung datar saja. Pertama, saat usia enam belas. Kedua saat bersama pasangan dan ini hanya sekali - sekalinya sejauh ini, aku diberinya sebuah hadiah tapi dengan acara ngambek - ngambekan terlebih dahulu. Mungkin aku memang bukanlah Ratu Drama jadi rasanya biasa saja haha..meski tetap aku merasa senang dan bersyukur. Moment bersamanya tersebut juga masih selalu aku ingat dan kenang. 

Sudah sampai sepanjang ini aku bertutur sambil mencari kenangan akan ultah yang berkesan yang mungkin pernah aku alami.

Hingga ingatanku terpatri pada kenangan ultah yang terjadi tiga dan dua tahun yang lalu. Aku pikir tadinya akan aku nobatkan kenangan tiga tahun lalu sebagai yang terkesan. Namun, kemudian aku jadi mengingat ulang kembali dan menyadari bahwa betapa kontrasnya kedua kenangan tersebut, hingga kemudian aku pun akhirnya memilih keduanya. Karena kemudian pula dari kedua momen tersebut aku jadi memiliki pelajaran tentang kehidupan itu sendiri.

UlangTahun Paling Berkesan...

Tiga tahun yang lalu, untuk pertama kalinya mendapatkan kejutan dari beberapa orang rekan berbeda lini dalam waktu yang sama. Dibuatkan pesta kejutan meski hanya sederhana dan kecil - kecilan. Mengapa menjadi berkesan? karena jarang. Di tempat kerja itu, ikut merasakan tradisi Ulangtahun dimana semua rekan kerja baik satu lini maupun berbeda lini semuanya ikut mengucapkan dan merayakan. Sampai bos besarnya juga. Hadiah yang diterima juga jadi banyak, begitu juga dengan kue ulangtahun. Ditaktir makan bersama di luar. Plus mendapatkan pula hadiah perjalanan ke luar kota dari Ibu bos beserta uang sakunya. Hadiah yang banyak itu terdapat pula baju dan tas di dalamnya. Semuanya kemudian dipakai waktu jalan - jalan bersama haha..bisa dilihat dalam foto hadiahnya. 



Dua tahun yang lalu, semuanya hilang, seperti tiada. Tiga bulan sebelum pandemi datang gejala gulung tikar di tempat kerja sudah mulai ada hingga kemudian sekitar kurang lebih enam bulan setelahnya benar - benar ditutup. Dan momen ulangtahun itu terjadi diantaranya. Menjadi terkesan karena ulangtahun sebelumnya terasa begitu semarak dan tiba - tiba di ulangtahun berikutnya keadaan berbalik total. Seperti all dan nothing jadinya. Tapi, ada yang tetap sama yang terjadi di saat momen ultah ini, yaitu hujan. Hujan turun dengan begitu derasnya. 

Demikianlah cerita tentang UlangTahun Paling Berkesanku, dengan banyak diwarnai oleh cerita panjang kali lebarnya.

Mengutip sebuah pepatah, apalah arti sebuah umur..'Age Just a Number'...

Menurutku begitu pula dengan Ulangtahun, maksudnya adalah terlepas dengan bagaimana hari Ulangtahun itu akan kita jalani, lalui dan nikmati. Ada kemudian hal penting di balik itu semua, yaitu tentang rasa terimakasih dan bersyukur, tentang penerimaan juga kesadaran. Menikamati dan melangkah terus sembari terus berbenah menjadi pribadi yang lebih baik di setiap pergantian tahunnya. Pribadi baru.

The New Me yang tetap adalah seorang Aku, yang menjadi lebih baik lagi,

Tentang menemukan aku, menjadi Utuh dan mencintai diri sepenuhnya.






Stay Safe, Healthy and Happy always,

Lots of Love 

-annline-



Posting Komentar

1 Komentar

  1. Baca posting-an ini, kok gue jadi inget lagu yang judulnya bitter sweet symphony dari The Verve yah..hehe..
    Aamiin, semoga keinginannya terkabul :)

    BalasHapus