Domestic Fiction (DF), Segelas Kopi dan Sepiring Mie Rebus

Fiction (F), domestic..

Udah parah banget sih, udah bener-bener keterlaluan, hilang dan mati rasa sekaligus ditambah juga amnesia.

Orang itu seperti sudah lupa semua tentang ritual kebersamaan yang biasanya dilakukan berdua.

Parah sih udah nggak peduli dan nggak peka lagi, nggak nganggep kalau orang lain itu ada di sebelahnya, sekedar ditawarin, diajakin makan atau minum bareng..

Jelas udah makin ambyar sih rasa cinta kasih itu, udah luntur..

Kalau kata teori, seorang adam yang mencintai dengan tulus seorang hawa, maka dia akan rela untuk berbagi apa yang sedang diminum atau hendak dimakannya.

Ini mah boro-boro, si hawa udah dibikin takut dan jiper duluan aja, dia pun memilih bungkam daripada drama kebocahan tidak dewasa yang teramat tidak penting itu pecah.

Si hawa masih ingat betul, saat adzan maghrib berkumandang di saat bulan Ramadan berlangsung, sang adam menelponnya, bertanya posisi hawa ada dimana, jauh atau dekat, karena yang ada di benaknya sang adam ia ingin dapat pulang cepat, dia tidak memikirkan hal yang lainnya.

Saat si hawa coba mengonfirmasi tentang panggilan telpon yang tepat berdering di saat berbuka puasa dan mengapa ia tidak mendapatkan secuil perhatian, si hawa malah justru mendapat jawaban yang sungguh menohok hati.
"Waktu tadi kamu telpon, kenapa kamu tidak bertanya tentang kondisi diriku? Maksudku apakah aku sudah minum apa belum untuk membatalkan puasaku?" Konfirmasi si Hawa.
"Ngapain!" Ketus sang adam.
Si Hawa yang sudah terbiasa dengan pengabaian dan kejutan ajaib tak bermutu dari sang adam sedikit terkesiap.
"Kamu kan ada di Supermarket, pasti ada lah air minum.." dengan nada suara yang tidak ada lembut-lembutnya sang adam menyelesaikan jawabannya.
Deg.
Si hawa jadi semakin tahu posisinya dimana, bagaimana hati dan akhlak sang adam, keberadaan gelombang yang hawa rasakan terasa sudah jauh berbeda, salah satu sikap, kelakuan, respon yang seperti itu pula lah yang membuat hatinya semakin teguh akan sebuah pilihan juga keputusan di masa depan.

Dan kini, benar-benar si hawa bungkam, takut, merasa tak nyaman sama sekali, tak aman lagi rasanya untuk dirinya dapat sekedar ingin mencicip sedikit saja minuman hangat itu, bayangan emosi amarah kekesalan caci maki sudah otomatis muncul begitu saja. Sang adam merasanya terganggu, tidak mau diganggu juga tidak mau memanjakan.
Padahal hawa pun masih ingat betul, dahulu sang adamnya tidak begitu, dia akan menawarkan, bahkan tak segan untuk membuatkannya pula untuk dirinya.
Kini semua seperti telah tergerus dan punah, menyisakan rasa sakit dan sesak yang hadir karena ketidakadilan tidak adanya sebuah penjelasan.

Dan sudah saat bahaya juga sih sebetulnya ketika hawa sudah malas untuk bereaksi apalagi merengek dan merajuk, sudah tidak benar, tidak sehat juga tidak bahagia saat sudah diam saja, memilih bungkam.
Percuma juga, sang adamnya tidak mengerti, dia bahkan juga tidak peduli apalagi peka, benar-benar sudah menyiapkan diri untuk hidup sendiri-sendiri saja.
Sang adam merasa tidak ada yang salah, dia tak memikirkan sama sekali tentang apa yang dirasakan oleh si hawa. Sang adam tidak mengerti bahwa sikap diamnya seorang hawa itu adalah sebuah pertanda yang kurang baik, tapi ahhh mana dia mau tahu dan peduli?

Tidak penting bagi sang adam.

Tanpa rasa bersalah dan terganggu, sang adam masa bodoh saja lah, lanjut dia merebus mie kuah, yang mana kesenangannya si hawa, si hawa tentu akan senang jika ditawarkan, tapi yang ada malah diacuh abaikan. Sang adam menegak habis sendirian saja, tidak menawarkan apalagi memberi, asyik sendiri saja, padahal dulu tidak begitu sama sekali. Dulu dia mau menawarkan bahkan membuatkan.

Entah kenapa berubahnya..si adam tidak mau memberitahu...

Segala sesuatu tidak ada yang abadi atau setidaknya berlangsung lama dan berumur panjang, tanpa percekcokan pula.

Semuanya bisa berubah, begitu saja, tidak langgeng, sementara, tidak kuat, tidak bisa menahan emosi dan kontrol diri sendiri.



Hanya dari segelas kopi dan semangkok atau sepiring mie rebus semuanya bisa terlihat dan terasa.

Posting Komentar

0 Komentar